Kamis, 06 Januari 2011

Musik Lingkungan Atasi Polusi Bunyi 

 Gorontalo,
Musik lingkungan yang bersumber dari bebunyian di sekitar dapat diolah sedemikian rupa untuk mengatasi polusi bunyi. Hal ini dikemukakan Trubus Semiaji, etnomusikolog dari Universitas Negeri Gorontalo, Senin (3/1/2011).
Musik lingkungan atau dikenal dengan istilahsoundscape, ujarnya, membahas bagaimana suara-suara itu mengambil bagian dalam konteks suara dalam suatu lingkungan.
Persoalan soundscape di Indonesia juga belum banyak dibahas atau diperhatikan. Padahal, menurut dia, ini penting untuk perkembangan musik ke depan.
Dia mengatakan, istilah ini muncul sekitar tahun 1993 dengan tokohnya Murray Schafer, seorang komponis Kanada.
"Untuk mendapatkan gambaran soundscape, mari kita membayangkan suara lingkungan di tepi pantai. Akan terdengar suara, antara lain, bunyi-bunyian dari sebuah kafe, suara kendaraan yang lewat, suara ombak, suara-suara kapal," katanya.
Soundscape yang bermaksud menekankan pemandangan bermacam-macam suara untuk telinga itu belum dikaji secara khusus dan lebih mendalam sampai sekarang.
Batasannya tidak hanya membahas suara luar, tetapi lebih penting ketika kita mendengarkan suara dari diri kita sendiri, yaitu suara-suara imajinasi, suara ingatan, dan suara yang lain.
"Obyek soundscape meliputi semua suara dan bunyi di dunia ini. Belajar soundscape berarti belajar mendengarkan suara dengan baik," ujarnya.